Pagi ini begitu cerah, langit-langit terlihat biru dan burung-burung berkicau seperti biasanya. Suasana hari ini bagaikan membawa harapan juga keinginan bagi orang-orang. Suara air yang jernih, dedaunan berdesis ditiup angin yang menyegarkan. Andaikan hari ini tak tergantikan…
Tetapi dibalik semua itu, ada hal yang harus dilupakan, dan itu terjadi hari ini…
Suna pergi keluar rumahnya dan berangkat sekolah. Di depan rumahnya terlihat Getrin menunggunya untuk pergi ke sekolah bareng. Perjalanan menuju sekolah seperti biasa, Suna dan Getrin selalu mengobrol mengenai Online di Facebook. Sempat semalam Getrin menjadi peringkat pertama di Top of My Friends di Facebook Suna. Selain itu, Getrin juga mengajari Suna cara mengedit di Photoshop, Suna serasa bahagia memiliki sahabat seperti Getrin, bahkan Suna mulai merasa “Suka” pad Getrin
“Getrin, nanti ajari aku lagi cara pakai Photoshop, ya!” kata Suna
“Sip!” Balas Getrin sambil mengedipkan matanya.
Suna dan Getrin masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing. Suna dan Getrin bangkunya bersebelahan di kanan Suna sedangkan bangku dikiri Suna kosong dan bisa diisi untuk murid baru.
“Getrin, pinjam PR dong!” pintah Suna
“Ha? PR? Kamu belum kerjain lagi?” Tanya Getrin
“Belum tuh, hehehe” balas Suna ringan
Getrin tidak memberikan PRnya pada Suna dan menyuruh Suna mengerjakannya sendiri. Meski Suna berseri keras meminta, Getrin tetap tidak memberikannya sehingga Suna terpaksa mengerjakannya sendiri dibantu Getrin jika ada yang tidak dimengertinya.
Pada saat jam pelajaran matematika, guru membagikan nilai ulangan harian pada muridnya. Hampir sebagian mendapat nilai merah karena guru yang mengajarnya terlalu keras. Cuma Getrin yang mendapat nilai tinggi, 95, sedangkan Suna 45.
“Horeeeee!! Nilainya 45!!” Kata Suna kegirangan
“Kok dapet 45 malah seneng sih…?” Tanya Getrin gak ngerti
“Iya! Saking senengnya pingin nangis 3 keliling (asal ngomong)” balas Suna kecewa
Getrin tertawa kecil melihat Suna yang awalnya senang kegirangan, langsung berubah menjadi mendung. Getrin berjanji akan mengajari Suna supaya bisa dapat nilai bagus pada saat remedial. Suna awalnya menolak dan memilih lebih baik pasrahkan ke yang di atas (bukan yang Maha Kuasa lho!), tetapi Getrin memberitau kalau selalu pasrah nanti gak bisa naik kelas, membuat Suna terpaksa ikut belajar bersama Getrin di perpustakaan kota sepulang sekolah. Suna mengangguk mengerti. Tetapi…
Pada saat pulang sekolah, Suna pergi menuju perpustakaan kota. Pada saat ditengah jalan, Suna bertemu dengan laki-laki yang langsung menyeret tangannya. Suna yang awalnya ingin lepas dari genggaman tangannya, malah terbawa suasana untuk ikut dengannya. Cowok itu membawa Suna ke taman hiburan, disana mereka naik kincir angin dan melihat pemandangan kota dihari senja.
“Huwaaa!! Keren!” kata Suna kagum
“Bagus bukan? Aku ingin menunjukkan ini padamu” kata cowok itu
“Anu, sebenarnya kamu siapa? Kenapa tiba-tiba menyeretku begitu saja?” Tanya Suna
Cowok itu hanya diam. Dia lalu memberitau kalau besok Suna akan tau siapa dia. Pada saat pulang ke rumah, Suna baru teringat akan janjinya dengan Getrin untuk belajar di perpustakaan kota. Suna merasa bersalah karena meninggalkan Getrin sendirian. Suna yang kebingungan, tak tau harus bagaimana sehingga dia nggak bersemangat untuk bersekolah besok.
Esoknya, Suna yang biasa bersama Getrin pergi ke sekolah, kali ini harus pergi sekolah sendirian. Pada saat Suna sampai disekolah, dilihatnya Getrin duduk tenang di mejanya. Suna yang ingin minta maaf pada Getrin, merasa benar-benar bersalah padanya.
“Getrin, anu… Aku minta maaf soal kemarin, karna melanggar janji…” Kata Suna minta maaf
Getrin hanya diam menatapi Suna. Suna merasa kalau dirinya pasti tidak dimaafkan Getrin akan sikapnya kemarin.
“Kamu pergi kemana saja?” Tanya Getrin
“Eh, kemarin aku melihat senja, sampai lupa belajar.. sampai rumah saja jam 7 malam” balas Suna
Getrin terdiam lalu tersenyum melihat wajah Suna. Getrin pun memaafkan Suna membuat Suna merasa tenang sekarang. Bel sekolah pun berbunyi. Suna, Getrin dan yang lainnya duduk di bangku masing-masing dan siap untuk belajar. Pada saat belajar, guru memperkenalkan murid baru yang akan mengisi kursi sebelah kiri Suna. Pada saat murid baru itu masuk, Suna seakan pernah melihat anak itu. Saat diingat-ingat, murid baru itu,’kan cowok yang ditemuinya kemarin sore!!
Hee...aku suka namanya XD
BalasHapusAku kasih saran ya *jangan anggap aku marah...^^
Sebaiknya kasih banyak 'enter' supaya gampang dibaca. Terus...tulis 'To Be Continued' supaya aku atau yg lain tau kalau itu bersambung atau malahan tamat ^^
Tapi aku suka ceritanya nih.
Cowok yg narik Suna tuh siapa ya?