Jumat, 27 Agustus 2010

Between 2 Love (Chapter 2 : somethings I wanted in Revealed)

Cowok yang waktu itu Suna temui sekarang sekelas dengannya, dan harus duduk disampingnya…!!!?

“Namaku Neyza Floudrence, salam kenal!” sapa Neyza ke teman-temannya

Neyza lalu duduk di sebelah bangku Suna. Dia lalu melemparkan sebuah kertas ke bangku Suna. Suna membaca isi kertas itu dan ternyata Neyza ingin agar Suna menemainya jalan-jalan berkeliling sekolah pada saat jam istirahat. Suna pun menyetujuinya karna mungkin dia bisa lebih akrab dengan Neyza.

Pada saat jam istirahat, sesuai janji, Suna menemani Neyza keliling sekolah. Pada saat berkeliling, Neyza sempat memberitaukannya kalau dia nggak salah dengan apa yang dia katakana kemarin. Suna terdiam. Itu berarti Neyza memang cowok yang kemarin ditemuinya. Suna pun mengucapkan terima kasih karna kemarin sudah menemaninya meski gara-gara hal itu, dirinya lupa akan janjinya dengan Getrin.

“Oya Suna, kau panggil aku pakai sebutan Ney aja, ok?” kata Neyza memberitau

“Oke oke” balas Suna sambil tersenyum.

Tak lama, ada beberapa siswi teman sekelas Suna mendekati Neyza supaya lebih akrab dengannya. Suna pun meninggalkan Neyza lalu pergi ke kelasnya. Di kelas, Getrin datang membawa buku novel kesukaannya. Suna pun kerap ingin meminjam novel milik Getrin sebagai inspirasinya dalam membuat novel. Getrin meminjamkannya ke Suna, Suna pun langsung membacanya dan mencari bab cerita yang memang dibutuhkannya di halaman ‘daftar isi’. Pada saat sedang mencari, ada bab yang judulnya ‘Cinta tak bersemi’. Suna pun langsung membacanya dan menyangka kalau ini bisa dijadikan sebagai bahan di novelnya. Getrin merasa lucu melihat Suna. Dia lalu mengatakan kalau Suna itu lucu bagaikan boneka. Suna yang mendengarnya, pipinya langsung merah. Apa lagi Getrin mengatakannya di kelas dimana ada banyak teman-teman ceweknya. Tetapi Getrin tidak mempedulikan hal itu. Dia terus-terusan mencari perhatian Suna dari novelnya sampai akhirnya mereka membicarakan hal yang aneh-aneh.

Pada saat jam pulang sekolah (mungkin pulang sekolah akan menjadi akhir setiap chapter…. Soalnya Suna masih belajar bikin novel.. TTwTT), Suna melihat getrin seraya menunggunya di depan gerbang sekolah.

“Apa yang kau lakukan disitu Getrin? Nggak pulang?” Tanya Suna

“Pulang? Aku menunggumu lho Suna!” balas Getrin

“Ha? Untuk apa?” Tanya lagi Suna

Getrin lalu menyeret tangan Suna. Dia membawa Suna ke suatu bukit yang dimana ada banyak pohon. Pada saat mereka sampai di tempat tujuan. Suna melihat senja berwarna merah ke kuning-kuningan yang indah. Suna benar-benar kagum dengan apa yang dilihatnya.

“Hwaa! Keren!! Banget!!” kata Suna kagum

“Bagus bukan? Aku ingin memperlihatkan ini padamu” balas Getrin

Suna terdiam sejenak. Entah kenapa dia serasa pernah mengalami situasi seperti ini. Kalau diingat-ingat, melihat senja seperti ini baru saja dialaminya kemarin sore bersama Neyza. Lalu sekarang terulang lagi oleh Getrin. Suna serasa sedang diperebutkan, tetapi jika memang benar, tak perlu hal seperti itu terjadi. Getrin kemudian memetik setangkai bunga lalu menyelipkannya di telinga Suna (kalimatnya bener gak sih…? Maaf B.Indo Suna 5… TTwTT*mempermalukkan nama Indonesia*).

“Hehehe, Suna manis, ya!” kata Getrin sambil tersenyum

Pipi Suna serasa merah. Dia tak bisa berkata apa-apa lagi meski sebenarnya di dalam hatinya, dia ingin mencoba mengungkapkan perasaannya. Getrin lalu mengantar Suna pulang. Sesampainya di depan rumah, Suna bukannya masuk ke rumah tetapi malah menyuruh Getrin untuk jangan pulang. Dia masih ingin melakukan banyak hal dengannya.

“Kenapa Suna?” Tanya Getrin

Suna hanya diam tanpa kata. Dia lalu memeluk Getrin dan tak ingin lepas darinya. Getrin yang kebingungan pun hanya mengikuti suasana. Dia pun memeluk Suna erat-erat seakan berfikir kalau Suna tak ingin ditinggalnya.

“Suna, tak apa.. Besok kita,’kan masih bisa ketemu! Besok juga, kita melihat senja lagi,ya!” kata Getrin mencoba membuat Suna senang.

Suna hanya diam. Dia lalu melepas pelukannya dan masuk ke rumah sambil tersenyum ke Getrin.

Esoknya, Suna melihat Neyza ada didepan rumahnya pada saat ingin sekolah. Suna bingung dan nggak mengerti apa yang dia lakukan di depan rumahnya.

“Sedang apa kau?” Tanya Suna

“Menunggumu. Kau emang gak mau sekolah?” Tanya balik Neyza

“Mau lah! Kalau sekolah gratis, bolos juga gak masalah, gak kluar duit gini…” balas Suna agak ketus

Neyza hanya tertawa kecil menanggapi kata-kata Suna. Dia lalu mulai bertanya pada Suna.

“Gimana jalan-jalan kemarin sama Getrin?” Tanya Neyza

Suna terdiam. Darimana Neyza bisa tau kalau dia jalan-jalan sama Getrin semalam.

“Da…. Da… Darimana kau tauuuuuuu!!!?” Tanya Suna nggak percaya

“Darimana? KEBETULAN aku nggak sengaja lihat” balas Neyza ringan

“Trus gimana?” sambung Neyza

“Ha? Apaan?” Tanya balik Suna nggak ngerti

“Kamu suka sama si Getrin,’kan? Kenapa gak tembak dia aja?” Tanya Neyza

Pipi Suna pun merah. Dia memang ingin melakukannya tetapi nggak berani karena takut ditolak. Tapi kalau diam saja, kemungkinan Getrin menunggu Suna untuk menyatakan perasaannya. Tapi kalau apa yang dipikirkannya itu salah, maka itu hanya akan membuat Suna sakit hati. Neyza yang melihat wajah Suna langsung tau kalau Suna memang menyukai Getrin, membuatnya sedikit murung.

“Suna, kalau kau mau menyatakan perasaanmu pun sudah terlambat” kata Neyza memberitau

“Ha? Kenapa?” Tanya Suna

“Tadi jam 5pagi, Getrin meninggal dunia”

1 komentar:

  1. HEGH!!!!

    Astaga...astaga...astaga ya ampun!!!??

    KOK CERITANYA BIKIN SHOK GINI SIH!!! O_Q

    BalasHapus